Thread Rating:
  • 0 Vote(s) - 0 Average
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
Apa yang bisa kita sumbangkan buat kemajuan Pendidikan Kedokteran Indonesia ?
#17
hehhe apa bahasa gue terlalu keras ya bro sorry kalau iya, perasaan bahasa gue normal ya ^_^

mungkin yg anda maksudkan adalah layanan kesehatan yg meningkat, benar untuk masalah itu tidak bisa di pungkiri, makin maju suatu negara makin meningkat kebutuhan layanan kesehatan, contoh untuk bayi tabung, tapi tidak semua negara yg berkembang proyek bayi tabung nya mengalami kendala dan kalah dengan negara maju, ada beberapa negara malahan proyek bayi tabungnya terbilang maju dikarenakan kebudayaan negara tersebut, saya ambil contoh India, di India malahan disediakan ibu untuk membawa bayi tabung tersebut bila wanita yg ingin melahirkannya secara fisik tidak dapat membawa bayi tersebut (alasan bentuk uteri dan lainnya). akibatnya apa otomatis tehnik pembuahan di luar pun untuk negara yg sedang berkembang india cukup maju di bandingkan negara berkembang lain. karena mereka lumayan sering melakukannya, malahan di negara maju dimana pengunaan ibu lain untuk membawa bayinya di larang atau sangat jarang dilakukan, di india malahan ibu tersebut disediakan. AFAIK makin sering melakukan sesuatu semakin baik tehnik yg di gunakan bukan? Nah mungkin kalau di negara lain yg taraf ekonomi nya lebih kecil dari indonesia, mereka tidak akan berpikir kearah sana, bisa jadi malahan mereka akan menikah lagi dengan yg lain... padahal kelainan bukan pada wanitanya... tapi tetep saja itu yg terjadi, karena mungkin bagi mereka lebih "ekonomis" menikah lagi daripada harus repot repot dengan cara lain ^_^

untuk masalah tindakan, saya rasa tidak, bukannya di dunia kedokteran atau setidaknya untuk di indonesia sudah jelas, apabila ada yg lebih ahli harus dilakukan oleh yg lebih ahli dan berkompeten. tindakan hanya bila disaat tidak memungkinkan atau emergency aka CITO dan menyangkut nyawa baru tindakan tersebut bisa di lakukan oeh dokter yg tidak berpengalaman di bidang tersebut. Jadi bukan elektif itu maksudnya menurut saya. nah disana di katakan dianggap berkompeten bila syarat syarat tersebut terpenuhi. banyak aturan yg berlaku di dunia kita bukan? dan ada banyak peraturan yg tidak tertulis yang menyangkut masalah moral dan lainnya, di dunia medis peraturan kita itu saling melengkapi bukan saling mengugurkan contoh mudah gini.
Anda melakukan kuretase di klinik pribadi anda atau tempat praktek pribadi anda dijakarta, padahal anda adalah dokter umum ... menurut anda boleh tidak ^_^ hanya kuret loh... coba anda jawab.

Humm apakah anda pernah PTT sebelumnya? saya yakin mungkin sudah, tetapi mungkin di daerah anda, anda tidak mendapatkan pendidikan khusus, di tempat saya dahulu PTT, dinkes setempat beberapa kali melakukan pelatihan untuk meningkatkan skill dan pengetahuan dokter mereka, dalam artian tidak hanya dokter yg sedang PTT dokter yg tidak sedang PTT pun diajak untuk mengikutinya. Walau dalam pelaksaannya di tempat saya tidak terlalu mendalam seperti ketika koas atau di rumah sakit pendidikan, tetapi itu lumayan untuk refresh bukan ^_^, jadi yg anda katakan itu untuk beberapa daerah sudah melakukannya lebih dahulu. sesuai dengan kemampuan daerah itu sendiri. saya setuju dengan anda, mungkin perlu diadakan pelatihan khusus untuk dokter PTT yg di tempatkan di daerah tertentu. tetapi kembali lagi, apakah pemerintah mau dan mampu? mau saja tidak cukup untuk ini.
Nah saya sudah bahas berkali kali tadi bukan? dengan waktu yg kita peroleh dalam pendidikan apakah kita mendapatkan apa yg seharusnya kita lakukan? coba anda jawab dengan jujur, saya beranggapan anda adalah dokter yang didik dengan cara lama alias 12 minggu di bagian besar minimal, apakah anda sempat jadi operator satu untuk beberapa kasus yg anda harusnya bisa? contoh mudahnya app, kuretase, vacum, forcep atau beberapa kasus lainnya berapa kali? apa anda merasa cukup?. coba anda bayangkan bila waktu tersebut di potong, apakah kesempatan adik adik kita akan lebih besar mendapatkannya? Kalau anda tidak merasa cukup bagaimana dengan adik adik kita? kita sama sama dokter jadi kita sama sama tahu bukan kalau tiap manusia itu unik, generalnya memang sama bentuknya, tapi variasinya sangat banyak bukan?
Dan apakah anda akan terbayang, bukan hanya pelatihan khusus untuk daerah terpencil saja yg harus didapatkan nanti kalau adik adik kita itu akan bertugas ke daerah yg anda sebutkan diatas, mungkin kelasnya sudah sama dengan dokter ahli (lamanya pendidikan) kalau sudah di cut di awal, dalam artian misal koas atau pendidikan dokter nya di cut, sedangkan mereka sendiri mungkin belom sama sekali mendapatkannya, berapa lama lagi waktu yg harus di lakukan untuk mendidik agar bisa makin terampil? apakah waktunya akan sama saja ahkirnya dengan pendidikan dokter ahli?. Karena jangankan bicara mengenai sistem baru, sistem lama saja saya yakin perolehan kasus ketika masa pendidikan tiap dokter berbeda walau tidak jauh. jangankan beda center, anda yg sama saja waktu, tempat pendidikanya saja bisa berbeda, ingat kah anda ketika anda koas? anda dapat berapa? anggota yg sama dalam kelompok anda dapat berapa? apakah sama kualitas dan kuantitasnya?

humm anda pernah mendengar WKS? walau masih terbuka untuk seluruh pulau indonesia, tetapi saya rasa wajar, karena memang dokter ahli masih sedikit di Indonesia terutama kalau anda membandingkannya dengan dokter umum ^_^

Yup saya setuju dengan anda, untuk itu perlu banyak aspek yg terlibat, tidak hanya satu sisi melihatnya, karena itu diskusi ini menjadi menarik bukan? ^_^

Saat ini saja, sudah banyak pemda yg menyekolahkan dokter dokter umum mereka untuk menjadi dokter spesialis, ada beberapa program untuk itu, bila anda ke center anda untuk menanyakannya, mungkin anda akan menemukan beberapa nama program yg mungkin asing di telinga kita, mulai dari yg namanya pendidikan dokter spesialis daerah, dokter ahli bantuan bank dunia, ADB sampai dokter daerah. dan mereka yang dari daerah tersebut itu full di dukung oleh pemda setempat yg niat dan uangnya cukup. dan sebagai informasi, bayaran atau uang sekolah untuk calon dokter ahli daerah ini sumbanganya jauh lebih besar daripada bila anda mendaftarkan diri dari perseorangan dibeberapa center, kenapa? karena ada beberapa center tersebut berangapan bila dari perseorangan lebih "tidak mampu" daripada dari daerah yg memang punya dana khusus untuk itu, besar dananya tiap tiap center berbeda, kembali lagi, bila anda ingin tahu lebih banyak, coba jalan jalan ke center tempat anda dahulu lulus, nanti akan ada table dana pendidikan, dan coba bandingkan dengan dana pendidikan perseorangan. Tapi tidak semua Pemda punya niat dan uang yg cukup bukan?
Untuk informasi kalau anda tertarik untuk melanjutkan pendidikan (bila anda belum mengikuti pendidikan dokter spesialis) mungkin anda bisa mencoba PTT ke daerah indonesia bagian tengah, tepatnya wakatobi. AFAIK saat ini mereka sudah mengirim beberapa dokter untuk pendidikan dokter spesialis, dan mereka masih membutuhkannya. itu yg saya tahu, masih banyak sebenarnya bagian daerah lain, tetapi karena saya tidak tahu pasti, yg saya tahu pasti yang kesempatanyanya paling besar untuk menyekolahkan dokternya adalah wakatobi, maka saya hanya menginformasikan itu kepada anda. Tapi ingat, dari peraturan yg saya tahu untuk dokter dokter yg di sekolahkan tersebut, nanti bila mereka sudah angkat brevet, Ijasah dokter ahli tidak akan di berikan kepada yg bersangkutan, tapi akan di kirim langsung ke daerah yg mengirimkan, itu dari informasi yg saya terima, ini di lakukan untuk menghindari yg bersangkutan "mangkir" dari perjanjian yg sudah di buat. Jadi bila tidak mau berkerja disana dan menyelesaikan kewajiban disana, ya sebaiknya jangan kesana ^_^.

heheheh senang bisa berdiskusi, dan saya mohon maaf karena reply saya yg panjang, karena bagi saya tiap cara pandang orang berbeda, itu menyebabkan menjadi menarik. kalau seragam saja cara pandang dan berpikir orang, manusia tidak akan menjadi mahluk yg menarik. ^_^
[Image: aliensign.jpg]
Reply


Messages In This Thread
RE: Apa yang bisa kita sumbangkan buat kemajuan Pendidikan Kedokteran Indonesia ? - by alien - Wednesday, 19 March 2008, 20:31

Possibly Related Threads…
Thread Author Replies Views Last Post
  Dokter Indonesia tidak diakui di singapore DrCinta 11 22,605 Thursday, 19 July 2018, 14:36
Last Post: derlina
  TBC Tetap Urutan Ke-3 di Indonesia Jangle 0 4,268 Monday, 29 March 2010, 22:45
Last Post: Jangle
  Belum Ada Dokter Asing yang Diberi Izin Praktek Jangle 0 4,041 Monday, 29 March 2010, 22:09
Last Post: Jangle
  Aspartam Si Manis yang Menuai Kontroversi Jangle 0 3,590 Monday, 29 March 2010, 21:40
Last Post: Jangle
  Survey Dokter Indonesia dr.samia 1 5,351 Monday, 15 February 2010, 08:19
Last Post: Jangle
  Salary Dokter indONEsia dan Lainnya suhu 7 13,517 Thursday, 07 January 2010, 11:25
Last Post: grad_HAM
  KENAPA BIAYA KURSUS,SEMINAR,SYMPOSIUM KEDOKTERAN MAHAL??? anidda82 9 14,227 Sunday, 06 December 2009, 11:05
Last Post: grad_HAM
  Tanya Sekolah Kedokteran di LN kuncungs 5 9,735 Friday, 09 October 2009, 20:34
Last Post: darknetwork
  Flu Babi Mengancam Kita !! Jangle 3 7,255 Friday, 29 May 2009, 11:52
Last Post: asbud
  Help dun.. About pnyakit klamin.. Pingin interview.. Buat tugas.. melz 3 6,689 Thursday, 30 April 2009, 14:53
Last Post: alien

Forum Jump: